Video game telah menjadi bagian integral dari budaya populer di seluruh dunia. Namun demikian, karena pengaruhnya yang luas, banyak negara merasa perlu untuk mengatur konten video game agar sesuai dengan standar moral dan etika lokal. Artikel ini akan membahas bagaimana berbagai negara mengatur konten video game melalui aturan, undang-undang, dan lembaga pengawas.
Perbedaan Regulasi Antar Negara
Setiap negara memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengatur konten video game. Beberapa negara lebih ketat dibandingkan yang lain. Berikut adalah tabel yang menunjukkan perbedaan dalam regulasi di beberapa negara:
Negara | Lembaga Pengawas | Metode Regulasi |
---|---|---|
Amerika Serikat | Entertainment Software Rating Board (ESRB) | Sistem rating sukarela |
Jepang | Computer Entertainment Rating Organization (CERO) | Sistem rating wajib |
Jerman | Unterhaltungssoftware Selbstkontrolle (USK) | Pemeriksaan dan pemberian rating |
Australia | Australian Classification Board (ACB) | Sistem rating wajib dengan kemungkinan pelarangan |
Korea Selatan | Game Rating and Administration Committee (GRAC) | Sistem rating wajib |
Amerika Serikat: Regulasi oleh ESRB
Di Amerika Serikat, Entertainment Software Rating Board (ESRB) adalah lembaga yang bertanggung jawab atas klasifikasi video game. ESRB adalah organisasi non-pemerintah dan sistem ratingnya bersifat sukarela. Meskipun demikian, banyak retailer yang hanya menjual game yang sudah diberi rating oleh ESRB. Sistem rating ESRB terdiri dari beberapa kategori, di antaranya:
- Early Childhood (EC): Cocok untuk anak-anak usia tiga tahun ke atas.
- Everyone (E): Cocok untuk semua usia.
- Teen (T): Untuk usia 13 tahun ke atas.
- Mature (M): Untuk usia 17 tahun ke atas.
- Adults Only (AO): Untuk usia 18 tahun ke atas.
Selain memberikan rating, ESRB juga memberikan deskripsi konten yang membantu orang tua memahami jenis konten yang ada dalam game.
Jepang: Sistem Rating oleh CERO
Di Jepang, Computer Entertainment Rating Organization (CERO) bertanggung jawab atas klasifikasi video game. Berbeda dengan ESRB, sistem rating CERO bersifat wajib. Ini artinya, semua video game yang akan dirilis di Jepang harus mendapatkan rating dari CERO. Sistem ini bertujuan untuk memastikan bahwa konten video game sesuai dengan standar lokal. Kategori rating CERO meliputi:
- A: Cocok untuk semua umur.
- B: Cocok untuk usia 12 tahun ke atas.
- C: Cocok untuk usia 15 tahun ke atas.
- D: Cocok untuk usia 17 tahun ke atas.
- Z: Khusus untuk usia 18 tahun ke atas.
Jerman: Pemeriksaan oleh USK
Di Jerman, lembaga yang bertanggung jawab atas regulasi video game adalah Unterhaltungssoftware Selbstkontrolle (USK). USK melakukan pemeriksaan dan pemberian rating untuk semua game yang akan dirilis di Jerman. Pemerintah Jerman secara aktif menegakkan aturan ini untuk memastikan bahwa konten yang ada sesuai dengan nilai-nilai masyarakat. Kategori rating USK meliputi:
- USK 0: Cocok untuk semua usia.
- USK 6: Cocok untuk usia 6 tahun ke atas.
- USK 12: Cocok untuk usia 12 tahun ke atas.
- USK 16: Cocok untuk usia 16 tahun ke atas.
- USK 18: Untuk usia 18 tahun ke atas.
Australia: Klasifikasi oleh ACB
Di Australia, sistem rating video game diatur oleh Australian Classification Board (ACB). Sistem ini bersifat wajib, dan game yang tidak memenuhi standar dapat dilarang. Kategori rating di Australia meliputi:
- G: General, cocok untuk semua usia.
- PG: Parental Guidance, untuk usia 8 tahun ke atas.
- M: Mature, untuk usia 15 tahun ke atas.
- MA15+: Mature Accompanied, untuk usia 15 tahun ke atas dengan pengawasan orang dewasa.
- R18+: Restricted, untuk usia 18 tahun ke atas.
Korea Selatan: Regulasi oleh GRAC
Korea Selatan memiliki sistem rating yang diatur oleh Game Rating and Administration Committee (GRAC). Sistem ini juga bersifat wajib dan bertujuan untuk melindungi pemain dari konten yang dianggap tidak pantas. Kategori rating di Korea Selatan meliputi:
- All: Untuk semua umur.
- 12+: Untuk usia 12 tahun ke atas.
- 15+: Untuk usia 15 tahun ke atas.
- 18+: Untuk usia 18 tahun ke atas.
Tantangan dalam Regulasi Konten Video Game
Meskipun regulasi ini bertujuan melindungi pemain, ada beberapa tantangan yang dihadapi oleh negara-negara dalam mengatur konten video game. Salah satunya adalah perbedaan budaya dan nilai moral antara satu negara dengan negara lain. Ini dapat membuat satu game dianggap pantas di satu negara tetapi dianggap tidak pantas di negara lain. Selain itu, dengan perkembangan teknologi, game semakin mudah diakses melalui internet, membuat pengawasan menjadi lebih sulit.
Dalam era globalisasi ini, kolaborasi antar negara dan lembaga internasional dalam mengatur konten video game menjadi semakin penting. Misalnya, International Age Rating Coalition (IARC) adalah kerjasama global yang bertujuan menyederhanakan proses klasifikasi game di berbagai negara.
Kesimpulan
Regulasi video game berbeda-beda di setiap negara, tergantung pada nilai moral, budaya, dan standar etika masing-masing. Beberapa negara memiliki pendekatan yang lebih ketat, sementara yang lain lebih longgar. Meskipun demikian, semua negara memiliki tujuan yang sama, yaitu melindungi pemain, terutama anak-anak dan remaja, dari konten yang tidak pantas. Dengan terus berkembangnya teknologi dan aksesibilitas game, regulasi ini perlu terus diperbarui dan disesuaikan dengan perubahan zaman.